Krisis India–Pakistan 2025: Eskalasi Terbesar Sejak 1971
Pada Mei 2025, dunia menyaksikan peningkatan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara India dan Pakistan, dua negara bersenjata nuklir yang telah lama berseteru. Konflik ini dipicu oleh serangan teroris di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 27 orang, termasuk 25 wisatawan Hindu. Serangan tersebut diklaim oleh kelompok The Resistance Front (TRF), yang diduga memiliki hubungan dengan Lashkar-e-Taiba. India menuduh Pakistan mendukung kelompok ini, sementara Pakistan membantah keterlibatan dan mengecam tuduhan tersebut.
Operasi Sindoor: Serangan Balasan India
Pada tanggal 7 Mei 2025 India melancarkan Operasi Sindoor sebagai serangan balasan terhadap serangan di Pahalgam. Dalam operasi ini, Angkatan Udara India menggunakan jet tempur Rafale yang dilengkapi dengan rudal SCALP untuk menyerang sembilan lokasi di Pakistan, termasuk Bahawalpur, Muridke, dan Muzaffarabad. India mengklaim bahwa serangan ini menargetkan infrastruktur teroris, termasuk markas Lashkar-e-Taiba dan Jaish-e-Mohammed. Namun, Pakistan menyatakan bahwa serangan tersebut mengenai area sipil, termasuk masjid dan sekolah, yang mengakibatkan 31 kematian dan 57 luka-luka.
Respons Pakistan: Ancaman dan Serangan Balasan
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mengecam serangan India sebagai tindakan pengecut dan berjanji untuk membalasnya. Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India dan melakukan serangan artileri di sepanjang Garis Kontrol (LoC), yang menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak. Selain itu, Pakistan mengumumkan penangguhan perjanjian Simla dan menutup wilayah udaranya untuk pesawat India.
Dampak Diplomatik dan Ekonomi
Konflik ini menyebabkan keretakan diplomatik antara kedua negara. India mengusir diplomat Pakistan dan menangguhkan layanan visa, sementara Pakistan melakukan hal serupa. India juga mengumumkan penangguhan Perjanjian Air Indus, yang telah berlaku sejak 1960, dan mulai mengalihkan aliran air dari sungai-sungai yang mengalir ke Pakistan, menyebabkan kekhawatiran akan potensi banjir dan kekeringan di wilayah tersebut.
Secara ekonomi, Pakistan yang sedang dalam proses pemulihan dari krisis sebelumnya, menghadapi tekanan tambahan akibat konflik ini. Investor asing menarik diri, dan bantuan internasional terancam tertunda. India juga mengalami dampak ekonomi, terutama di sektor pariwisata dan perdagangan.
Ketakutan Akan Eskalasi Nuklir
Kekhawatiran terbesar dari komunitas internasional adalah potensi eskalasi menjadi konflik nuklir. Kedua negara memiliki sekitar 170–200 hulu ledak nuklir, dan sejarah panjang permusuhan meningkatkan risiko kesalahan perhitungan. Organisasi internasional dan negara-negara besar seperti AS, Inggris, dan China menyerukan penahanan diri dan dialog untuk mencegah bencana.
Upaya Mediasi dan Prospek Perdamaian
Beberapa negara dan organisasi internasional telah menawarkan diri sebagai mediator untuk meredakan ketegangan. Namun, dengan kedua belah pihak yang saling menyalahkan dan mengambil langkah-langkah agresif, prospek perdamaian jangka pendek tampak suram. Meskipun demikian, sejarah menunjukkan bahwa kedua negara telah berhasil menghindari konflik besar di masa lalu melalui diplomasi, memberikan harapan bahwa de-eskalasi masih mungkin terjadi.